Zahrah Nurfadhilah's Blog

Archive for the ‘Uncategorized’ Category

Detik-detik jam, tengah malam sudah. Sejak tadi, bersusah payah kubangun semangatku… namun selalu dan selalu saja kembali runtuh.

Hati bertanya, apa yang sebenarnya terjadi?

Namun pertanyaan itu, semakin menambah kegalauan hati.

Ya Rabb!

Apa ini? Apa gersang yang kini tengah kurasakan?

Yang membuatku tak tentu arah, yang membuat malam2ku hanya di isi dengan renungan2 panjang.

Ya, renungan panjang… namun tak pernah ada ujungnya.

Merasa ada yang hilang…

Tapi apa? Aku terbisu.

Ingin rasanya aku berlama2 dalam sujud padaMu. Tersedu sedan, menumpahkan semua isi hatiku. Biarlah ikut pula terbasahi hati yang kini gersang.

Aku rindu… ya, aku rindu…

diriMu-kah yang hilang dari hati ini?

Hatiku bertanya dengan takut.

Bibirku semakin kelu tuk menjawab.

Ya Rabbi… ampun aku.

Yang sering lalai dengan perintahMu.

Yang sering mentuhankan hal2 lain disaat Kau memanggilku dengan merdunya.

Yang selalu khilaf, untuk mengingatMu di tiap detik hidupku.

Ampun aku…

Izinkan aku kembali dalam pelukan hangatMu..

Silahkan aku kembali bernaung dalam bahteraMu..

Hujani aku, dengan air cintaMu..

Agar aku yang kini merasa hampa…

Kembali merasa penuh.

Ya, aku rindu padaMu….

(dari buku : Chicken soup for the soul)

Aku bukanlah orang yang suka menguping percakapan orang lain. Tapi pada suatu malam, sewaktu aku melintasi halaman rumah kami, aku ternyata melakukannya. Istriku sedang berbicara pada anak bungsu kami selagi ia duduk di lantai dapur. Jadi aku berhenti untuk mendengarkan di luar pintu belakang.

Sepertinya ia mendengar beberapa anak menyobongkan pekerjaan ayah mereka. Bahwa semuanya para eksekutif hebat… lalu mereka bertanya pada Bob, anak kami,

“Papamu memilki karier bagus macam apa?” mulailah mereka bertanya.

Bob bergumam perlahan sambil memalingkan muka, “Ia hanya seorang buruh.”

Istriku yang baik menunggu sampai mereka semua pergi, lalu memanggil masuk putra kami. Katanya, “Mama ingin bicara sama kamu, Nak.” Seraya mencium pipinya yang berlesung pipit.

“Kamu bilang, papamu hanya seorang buruh, dan apa yang kamu katakan itu betul. Tapi mama ragu, apakah kamu tahu apa arti sebenarnya, jadi mama akan menjelaskan padamu.”

“Dalam seluruh industri yang membuat negri kita hebat, dalam semua toko dan warung dan truk yang menarik muatan setiap hari…

Setiap kali kamu melihat rumah baru di bangun, ingatlah, anakku. Diperlukan seorang buruh biasa untuk mengerjakan pekerjaan besar itu!”

“Memang benar para ekslusif hebat punya meja bagus dan selalu rapi sepanjang hari. Mereka merencanakan proyek besar untuk diselesaikan… dan mengirim memo untuk disampaikan. Tapi untuk mengubah impian mereka menjadi kenyataan, ingatlah ini, anakku. Perlu seorang buruh biasa untuk menyelesaikan pekerjaan besar itu!”

“Kalau semua bos meninggalkan meja mereka dan libur selama setahun. Roda industri masih bisa berjalan, berputar dengan cepat. Jika orang seperti papamu berhenti bekerja, industri itu tak bisa berjalan. Perlu seorang buruh biasa untuk menyelesaikan pekerjaan besar itu!”

Aku menelan air mata dan berdehem saat memasuki pintu. Mata putra kecilku berbinar gembira saat ia melompat dari lantai. Ia memelukku sambil berkata, “Hai, Pa, aku bangga jadi anak papa…

Karena papa adalah satu dari orang-orang istimewa yang menyelesaikan pekerjaan besar.”

Ed Peterman

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!


my page

kategori

calendaa..

Mei 2024
M S S R K J S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031